Friday, March 12, 2010

UM UGM Sebagai Lahan Bisnis

Pendidikan merupakan suatu hal yang sudah menjadi kebutuhan utama bagi setiap orang, baik itu formal maupun informal. Keduanya sangat penting bagi kehidupan, terlebih sekarang ini dimana perkembangan IPTEK sangat cepat sehingga dibutuhkan keahlian/pengetahuan bagi setiap orang. Sejak dahulu pendidikan selalu berjalan berdampingan dengan status sosial di masyarakat. Dalam masyarakat muncul anggapan/menempatkan orang terpelajar ataupun bersekolah pada tingkat sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat yang awam pendidikan. Maka tidak aneh bila masyarakat berduyun-duyun ingin merasakan pendidikan, selain karena dipicu faktor diatas mereka juga mempunyai motif yang beragam, misalnya memang karena murni ingin mendapatkan pendidikan, demi mendapatkan pekerjaan, paksaan dari orang tua, sekedar mendapatkan teman baru dan mengisi luang, ataupu dengan mudah dikatakan sebagai bekal masa depan.
Sejak UGM mengambil kebijakan untuk membuka seleksi peneriamaan mahasiswa baru lewat jalur UM-UGM (Ujian Masuk UGM), mulai tahun 2003 UGM memiliki dua jalur untuk seleksi masuk ke universitas tersebut, Melalui SPMB dan UM-UGM. Keberadan UM-UGM ini mendapat respon yang positif dari berbagai kalangan, baik itu dari kaum pelajar ataupun masyarakat awam. Bagi anak-anak SMA, UM-UGM tersebut menjadi pilihan utama untuk masuk ke UGM karena sempat terdengar kabar bahwa kuota penerimaan melalui jalur tersebut lebih besar dibanding dengan jalur SPMB. Selain itu, banyak juga SMA-SMA yang melakukan program kolektif untuk pengambilan formulirnya, sehingga memudahkan bagi siswanya yang akan mendaftar.
Bagi golongan masyarakat tertentu, UM-UGM ini menjadi sangat penting bagi kehidupan ekonomi mereka. Mereka memanfaatkan momen tersebut untuk mendapatkan tambahan penghasilan. Banyak kemudian muncul usaha-usaha “dadakan” di sekitar tempat pendaftaran seleksi tersebut, baik mereka yang menjual jasa, makanan dan minuman, parkir, dan buku-buku latihan soal. Mereka menempati lokasi yang dianggap strategis baik itu di sekitar gedung Grhaha Sabha Pramana maupun di lokasi pendaftaran yang ada di Jln. Kinanti. Menurut asumsi saya, mereka itu ialah kaum urban yang terbentuk dari tingkat ekonomi yang lemah. Mereka muncul sesuai dengan tuntutan kebutuan mereka, tetapi selain itu kemunculan mereka juga didukung adanya kebijakan dalam bidang pendidikan. Hal ini menandakan bahwa bidang pendidikan juga berimbas pada kehidupan sosial-ekonomi masyarakat. Bisa dikatakan bahwa penjual buku-buku soal di GSP tersebut sebagai pedagang musiman yang muncul setahun sekali saat UGM membuka pendaftaran UM-UGM. Jadi pada hari-hari biasa kita tidak akan menemukan mereka berjualan buku di tempat tersebut

0 comments:

Related Posts with Thumbnails
 

About

Text

Recycle Posts Copyright © 2009 Communityiwanul